Organisasi Pendidikan
. Jenis-jenis Organisasi
Perkembangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlansung dan berbagai studi keorganisasian terusa dilakukan. Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai implikasi dari adanya organisasi formal.
a. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur orgnaisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. (Oteng Sutisna,1993:207) sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur administratif berikut.
1). Kedudukan. Struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang dalam organisasi tanpa terkecuali. Kedudukan sekarang dalam struktur organisasi mencerminkan sejumlah kewajban sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan dan hak-hak yang dimiliki secara formal dalam posisi yang didudukinya. Sebagai contoh, kepala sekolah adalah salah satu contoh kedudukan dalam struktur organisasi sekolah. Kedudukan sebagai kepala sekolah ini mencerminkan adanya sejumlah kewajiban yang harus dilakukan pemangku jabatan sebagai pimpinan dan manajer sekolaah, juga memperlihatkan adanya hak-hak yang diterima secara formal manakala seorang menjabat sebagai kepala sekolah.
2). Hierarki Kekuasaan. Struktur digambarkan suatu rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan yang inheren dalam setiap kedudukan. Tanggungjawab merupakan suatu istilah yang melekat dalam setiap kedudukan dan hirarki kekuasaan di dalam organisasi. Adanya hirarki kekuasaan menunjukkan bahwa pencapaian tujuan organisasi dibagi kepada berbagai komponen organisasi dan diimplementasikan secara sinergi melalui hirarki kekuasaan masing-masing yagn dikoordinasikan dan dipimpin oleh manajer puncak. Dalam organisasi persekolahan, hirarki kekuasaan tertinggi adalah kepala sekolah.
3). Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi, perintah, dan petunjuk pelaksanaan. Kedudukan garis adalah ialah kedudukan yang diserahi kekuasaan administrative umum dalam arus lansung dari tempat paling atas ketempat yang paling bawah. Kedudukan staf mewakili keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti. ( Sutina,1993:208).
b. Organisasi Informal
Interaksi antara orang dalam organisasi formal pasti mengahasilkan sebuah perkembangan hubungan yang tidak saja hubungan struktual, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Perkembangan hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan meningkat secara kuat sentimen-sentimen dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati atau simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh selama organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur organisasi formal.
Walaupun sulit mengidentifikasi keberadaannya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekaknan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal (Sutisna,1993:221)
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam orgnisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi sosial.
Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang didalam organisasi.
Tekanana untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu organisasi informal tersebut. Karena itu organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak hanya keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan antar individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi, dan lain sebagainya.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi orang-orang dalam organisasi, bahkan memungkinkan melenihi pengaruh pemimpin organisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing seta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan dalam organisasi informal sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan,tetapi ada kelebihan yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar