- Partai Demokrat tak henti melemparkan sindiran-sindiran terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut Ulil Abshar Abdalla, Ketua Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, PKS melanggar etika politik dalam koalisi, karena berseberangan dalam partai lain dalam koalisi Setgab.
"Partai koalisi tidak cukup berani dukung oposisi pemerintah. Terutama PKS. Partai yang akhlak politiknya tidak shaleh. Etika politik yang tidak layak diteladani," ujar Ulil di Jakarta Pusat, Sabtu (31/3/2012) sore.
Menurut Ulil, yang serupa dengan politisi Demokrat lainnya, opsi untuk kenaikan bahan bakar minyak itu penting untuk menyelamatkan perekonomian dan fiskal negara. Namun, perbedaan pendapat antara partai terkait BBM terjadi bukan karena memikirkan perekonomian. Partai-partai yang menolak, tudingnya, lebih memikirkan pencitraan politik menuju 2014.
"Penolakan lebih karena murni pertimbangan politik, bukan karena alasan keselamatan fiskal. Partai-partai ini pengecut, karena takut dibilang antirakyat padahal sikap mereka ini yang tidak populis dan yang tidak pro kepentingan rakyat. Mereka takut citranya rusak dibilang antirakyat," tutur Ulil.
Dia mengklaim bahwa bukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melakukan pencitraan atas kenaikan harga BBM ini, melainkan partai-partai yang menolak, termasuk PKS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar