105.tugas
SEJUMLAH artis menghadiri acara halal bihalal organisasi perfilman yang berlangsung di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta Selatan, Kamis (8/9). Mereka antara lainElma Theana, Paramitha Rusady,Ully Sigar Rusady, Toro Margen,Mohan Mehra dan Reza Arthamevia. “Saya senang meskipun bukan anggota PARFI, tapi diundang di acara ini,” kata Reza Arthamevia, di panggung teater Usmar Ismail yang dihadiri sekitar 400-an orang.
Acara silaturahmi antar organisasi film ini dihadiri Direktur Perfilman Drs Syamsul Lussa MA, anggota dan masing-masing ketua organisasi, yakni KFT dan Sinematek, Berthy Ibrahim Lindia, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya Seksi Film dan Budaya, Teguh Imam Suryadi, PPFI, Persatuan Film Keliling (PERFIKI), GPBSI, dan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Gatot Brajamusti. Sejumlah tokoh perfilman juga tampak hadir diantaranya Deddy Mizwar, Aspar Paturisi, dan sutradara Dedi Setiadi.
Pada kesempatan tersebut Direktur Perfilman dalam sambutannya mengatakan perlunya organisasi perfilman di Indonesia untuk bersatu menghadapi era perdagangan bebas yang sudah ada di depan mata.
”Tingkatkan karya film Indonesia agar memiliki daya saing pada era perdagangan bebas nantinya,”kata dia. Sementara Ketua Umum PARFI Gatot Brajamusti menghimbau agar para artis dan insan perfilman umumnya berpegang pada keinginan untuk memajukan perfilman Indonesia.
”Caranya dengan berbuat dan meningkatkan kinerja dengan menyatukan visi dan rasa kebersamaan,”kata Aa Gatot di depan para artis film yang berada di bawah organisasi PARFI berbaur dengan kru film dan sejumlah creator dari KFT, serta para wartawan.”Wartawan juga perlu punya visi bersama untuk mengkritik dan mengabarkan tentang perfilman Indonesia,”lanjutnya.
Seksi Film dan Budaya PWI Jaya, Teguh Imam Suryadi, dalam sambutannya mengharapkan agar kerjasama antara wartawan dan para insane film yang sudah terjalin selama ini dapat ditingkatkan. “Karena sejarah perfilman Indonesia sejak zaman Usmar Ismail, yang juga wartawan, selalu beriring bersama dengan wartawan.
Meskipun ditengah pergaulan sebagai teman dan sahabat itu ada selisih paham dan konflik kecil yang menjadi dinamika dalam profesi masing-masing,”ujar Teguh.Sedangkan aktor Deddy Mizwar, halal bihalal yang merupakan budaya baru masyarakat Indonesia, memiliki arti bagi perfilman nasional.
“Silaturahmi ini merupakan bentuk dari keinginan insan perfilman nasional, untuk kembali menyatukan langkah ke depan. Mudah-mudahan, silaturahmi ini tidak hanya berhenti sampai di acara halal bihalal, tapi juga setelah ini,” ungkap Deddy Mizwar, aktor terkemuka saat ini.
Mengenai salah pahamnya dengan Yenny Rachman tidak terbersit di benak Aa Gatot Brajamusti untuk memutuskan tali silaturahmi dengan para seterunya saat pelaksanaan kongres lalu. Menurut Aa Gatot, pihaknya terus mengupayakan adanya perdamaian.
Beberapa kali, Aa Gatot mengirimkan utusannya untuk menemui pihak-pihak yang selama ini melaporkannya ke kepolisian."Banyak rencana saya yang tertunda. Tapi silaturahmi itu penting jangan sampai terputus.
Saya tidak mau PARFI dari dulu ribut terus. Akan lebih baik, semua yang merasa jadi insan film, bersama-sama membesarkan PARFI. Saya tidak mempermasalahkan jika ada yang kurang puas setelah pelaksanaan kongres, tapi tidak semestinya memutuskan tali silaturahmi. Saya tutup buku soal ribut-ribut itu," ujar Aa Gatot kepada wartawan.
Rencana lainnya, tutur Aa Gatot, PARFI mendorong produksi film layar lebar dan sinetron lebih banyak lagi. Dengan banyaknya produksi film layar lebar dan sinetron tentu saja bisa meningkatkan kesejahteraan insan film.
"Saya tidak ingin mendengar lagi ada anggota PARFI hidup kurang layak," tegas Aa Gatot, yang baru digaet sutradara dan produser Aditya Gumay untuk bermain di film Umi Aminah. (dvar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar