Pentingnya Manajemen Kinerja – Induk Manajemen Organisasi
Ketika organisasi dan perusahaan berkembang dan mau mengadopsi sistem manajemen perusahaan, kebanyakan apa yang muncul adalah sistem yang dikenal sebagai Balanced ScoreCard (BSC), Malcolm Baldridge National Quality Award (MBNQA), Deming Prize, European Quality Award (EQA), Performance Measurement Questionnaire, Performance for World Class Manufacturing, Quantum Performance Measurement Model, Prism,Six Sigma, ISO 9001:2000 dll . Beberapa diantaranya sudah mengalami evolusi, seperti halnya Six Sigma yang dulunya hanya digunakan pada proses manufaktur, sekarang sudah masuk ke dalam level yang lebih stratejik yakni untuk perbaikan proses di level manajemen, sehingga sudah menjadi sistem manajemen kinerja.
Namun sayangnya aplikasi dan implementasinya tidaklah semudah dibayangkan. Ada yang sifatnya masih berupa sekedar alasan prestise tanpa mengetahui makna sebenarnya dari implementasi sistem tersebut. Masih banyak perusahaan yang mengadopsi sistem tersebut hanya dengan alasan untuk persyaratan sebagai supplier/vendor atau asal mengejar sertifikasi. Contoh nyata adalah sertifikasi ISO 9001, yang sudah lebih dari 15 tahun diadopsi Indonesia. Apalagi dengan banyaknya konsultan maupuncertification body yang ada, baik lokal maupun asing yang menawarkan cara meraih sertifikasi ISO, mulai dari jasa konsultasi, proses perbaikan sampai sertifikasi. Tak urung, timbul sikap pesimistis, bahwa sertifikasi ISO telah menimbulkan kolusi yang nyata baik antara pencari sertifikat (baca : perusahaan) maupun pemberi sertifikat (baca : certification body). Meskipun hanya merupakan sinyalemen, tapi ini menandakan bahwa perusahaan belum menjadikan sistem manajemen kinerja sebagai sistem yang melandasi seluruh sistem organisasi lainnya.
Kurangnya pemahaman maupun implementasi sistem manajemen kinerja secara menyeluruh bisa dilihat dari sistem yang digunakan oleh perusahaan. Biasanya perusahaan senang menggunakan aplikasi yang keren dan mentereng dalam bisnis proses seperti halnya, Enterprises Resource Planning (ERP), Executive Information System (EIS), Business Intelligence (BI), Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM), Business Process Improvement (BPI), Activity Based Costing/Activity Based Management (ABC/ABM) dan istilah2 keren lainnya, yang kadang jadi bahan ‘jualan’ para konsultan manajemen. Padahal secara kasat, semua model manajemen secara generik, baik itu manajemen pemasaran, manajemen proses, manajemen stratejik, managemen SDM, manajemen keuangan, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), manajemen lingkungan semuanya menginduk ke satu sistem, yakni Sistem Manajemen Kinerja. Apapun manajemen yang dilakukan dalam perusahaan, tentunya punya satu arah yakni memberikan hasil yang sesuai dengan sasaran. Manajemen pemasaran, contohnya memiliki tujuan : peningkatan penjualan, pangsa pasar meningkat, peningkatan customer loyalty, manajemen SDM memiliki tujuan : sumber daya manusia yang kompeten dan bertalenta, demikian pula manajemen K3 memiliki tujuan : ketiadaan kecelakaan kerja/ zero accident. Tentu saja itu semua adalah merupakan Tujuan Sistem Manajemen Kinerja.
Inilah aspek penting yang kadang dilewatkan oleh sebagian organisasi atau perusahaan. Mereka terlalu tenggelam dalam pencarian citra atau predikat sebagai organisasi yang sudah mengaplikasikan sekian sistem keren atau canggih, tapi belum memiliki suatu ukuran kinerja/indikator menyeluruh yang menyelaraskan semua manajemen pengelolaan perusahaan ke dalam satu tujuan besar yakni memiliki makna dan nilai yang berkesinambungan. Tidak banyak atau masih sedikit, perusahaan/ organisasi yang memilikiperformance excellence goal yang mengaitkan dan menyelaraskan sasaran kinerja mulai dari sistem maupun nilai-nilai baik antar fungsi organisasi (horizontal) maupun antara unit organisasi struktural (vertical).
Karena itu, perusahaan hendaknya menjadikan sistem manajemen kinerja sebagai payung (umbrella) yang membawahi semua sistem manajemen di dalam perusahaan. Entah apapun yang dipakai, seperti yang disebutkan diatas, namun hendaknya semuanya disandarkan kepada sistem manajemen kinerja sebagai induk yang membawahi dan memayungi kinerja fungsi organisasi dan unit organisasi secara vertikal maupun horizontal.
SUMBER : http://ilmusdm.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar